*_Yuk, Hadiri Kajian Shubuh bersama para Ustadz.._*✨
*Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
🗓️ *Sabtu, 24 Agustus 2024 / 19 Shofar 1446 H*
🎯 *Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al Jinn (3)*
🎙️ *Pembicara : Ust. Arinal Haq Munir, Lc.*
======= =======
🗓️ *Ahad, 25 Agustus 2024 / 20 Shafar 1446 H*
🎯 *Kajian Tsaqofah Islamiyyah : Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits (2)*
🎙️ *Pembicara : Ust. Dr. Abdul Hamid, MA.*
=======
🕔 *Ba’da Shubuh Pkl. 05.15 WIB – Selesai*
📌 *Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
📱 *Gabung Live Streaming :*
YouTube :
bit.ly/YouTube_MasjidBaitulHaq
*Social Media*
Facebook :
bit.ly/Facebook_MasjidBaitulHaq
Instagram :
bit.ly/Instagram_MasjidBaitulHaq
*Contact us*
Email :
hu***@ma***********************.com
WhatsApp Center :
+62852-1327-4473
*Website*
______________________________
*DKM Baitul Haq, Puri Gading*
_Jl. Puri Gading Raya, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat – Indonesia_
Link bagian 1 :
Link Bagian 2 :
QS: 72 : 9 h.572
وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ ۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًا ۖ
wa an~naa kun~naa naq•′udu min-Haa maqoo′ida lis-sam′‚ fa may yastami′il-aana yajid laHuu šyiHaabar roṣhodaa
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
Dulu para jin bisa mencuri2 berita langit maka sekarang tidak bisa karena dijaga dan akan dikenai panah2 api dan akan membakarnya.
Iblis dendam kepada manusia sejak disuruh sujud kepada nabi Adam. Sehingga akan menyesatkan manusia.
Kisah ahli ibadah yang digoda syetan sampai matinya (berzina, membunuh, bersujud kepada syetan) : ditafsirkan dalam surat Al hasyr : Hukuman keduanya adalah di neraka baik yang digoda maupun yang menggoda.
Pertanyaan: bagaimana membedakan mimpi dari setan atau dari Allah. Dari Allah biasanya mimpi baik, indah. Dari syetan biasanya mimpi buruk, yang menakutkan, atau mimpi untuk mengadu domba, dikejar binatang dsb. Mimpi bisa dari hal rutinitas sehari2 dari pribadinya. Mimpi buruk jangan diceritakan kepada siapapun, lupakan.
Kalau mimpi baik boleh diceritakan ke keluarga terdekat.
Kalau mimpi ketemu orangtua. Ruh bisa bertemu dalam mimpi.
Tidak ada kewajiban Da’wah kepada para jin. Kecuali ada orang kerasukan lalu dirukyah, dan jinnya kafir maka bisa didakwahi.
QS: 72 : 9 h.572
وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ ۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًا ۖ
wa an~naa kun~naa naq•′udu min-Haa maqoo′ida lis-sam′‚ fa may yastami′il-aana yajid laHuu šyiHaabar roṣhodaa
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
Jin adalah mahluk yang berbeda dengan kita. Kita tidak bisa melihat mereka. Ini adalah karunia Allah untuk kita. Karena kalau kita kita bisa melihat mereka kita bisa takut.
Surat ini sebagai penenang untuk nabi Saw. Beliau mendapat penentangan yang keras di Mekah. Lalu berdakwah ke Thoif dan juga mendapat penolakan yang keras. Di tengah ujian dakwah yang berat datang berita bahwa ada kalangan jin yang menerima dakwah.
Jin dan manusia keduanya mukalaf, memiliki tanggungjawab syariat. Manusia memiliki akal dan hawanafsu. Jika hawa nafsunya mampu dikendalikan maka memiliki derajat malaikat tetapi kalau dikuasai hawa nafsu maka turun derajatnya kepada hewan.
Ayat 9 : dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
Dulu jin suka menguping berita dari langit, lalu ditambahkan beritanya, dan itu yang suka dipakai oleh para dukun. Sekarang mereka tidak bisa menguping lagi karena dijaga.
Lanjut … Ayat 10.
QS: 72 : 10 h.572
وَّاَنَّا لَا نَدْرِيْٓ اَشَرٌّ اُرِيْدَ بِمَنْ فِى الْاَرْضِ اَمْ اَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا ۙ
wa an~naa laa nad•riiiii ašyarrun uriida biman^ fil-arḍhi am arooda biHim robbuHum rošyadaa
Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan baginya.
Jadi dengan adanya bara api yang menghalangi jin untuk menguping, itu untuk kebaikan orang di bumi atau untuk keburukan? Apakah dengan bara api akan turun adzab ke bumi atau untuk suatu kebaikan. Dan ternyata itu untuk kebaikan. Untuk menjaga Wahyu Alquran yang akan turun. Supaya tidak didengarkan lebih dulu oleh jin.
Adab : yang baik disandarkan kepada Allah, yang buruk disandarkan kepada diri kita.
Contoh : tahun 2020 ada virus Corona, itu suatu yang buruk, sholat diberi jarak, bahkan haji ditiadakan selama 2 tahun. Tapi di sisi lain ada belajar, bisnis, rapat, dengan online. Tidak ada keburukan murni kalau dari Allah SWT, pasti ada hikmah dibalik keburukan.
QS: 72 : 11 h.572
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَ ۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًا ۙ
wa an~naa min~naṣh-ṣhooliḥuuna wa min~naa duuna dżaalik‚ kun~naa ṭhorooooo-iqo qidadaa
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
Jin itu bermacam2, ada yang Sholeh, ada yang biasa, ada yang bermaksiat, kafir, fasik, munafik. Mereka bersekte-sekte. Bervariasi tingkat kesalehannya.
Jin : jenis mahluk
Setan : mahluk yang membangkang, yang mengajak kepada keburukan. Tidak terbatas kepada jin tapi juga kepada manusia.
Wakadzalikajaalna …
QS: 72 : 12 h.572
وَّاَنَّا ظَنَنَّآ اَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللّٰهَ فِى الْاَرْضِ وَلَنْ نُّعْجِزَهٗ هَرَبًا ۖ
wa an~naa ẓhonan~naaaaa al lan nu′jizallooHa fil-arḍhi wa lan nu′jizaHuu Harobaa
Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya.
Sebagaimana manusia dibawah kehendaknya Allah demikian juga jin. Mereka tidak akan pernah bisa lepas dari kekuasaan Allah.
Maka manusia jangan meminta perlindungan kepada jin. Karena akan menambah sesat dan dosa. Jin hanya bisa berbuat di dalam kehendaknya Allah. Tidak layak manusia meminta perlindungan kepada jin.
Kalau tukang sihir menggunakan Jin untuk mencelakai seseorang lalu orang tsb berlindung kepada Allah maka jin tidak akan bisa mengganggu. Karena itu ketika akan melakukan sesuatu maka senantiasa harus berdoa.
Jin ketika masuk lalu dirukyah oleh seorang syeh dan mengancam akan masuk ke tubuh syeh tsb. Tp kemudian jin tsb menangis karena syeh sering mengamalkan : la Ilaha illallah wahdahula syar’i kalah lahulmulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ala kulli syaiin kodir.
Kita harus tahu diri, sehebat-hebatnya manusia tidak akan bisa lari dari kekuasaan Allah. Orang yang dzolim akan Allah binasakan. Firaun yang mengaku tuhan Allah tenggelamkan. Jadi kalau ada manusia yang dzolim, seakan-akan dirinya yang paling hebat, seakan-akan tidak ada tuhan yang menguasainya maka ia tidak akan melampaui kekuasaan Allah.
Pertanyaan :
Jin Qorin, melekat pada manusia. Termasuk yang Sholeh?
Jin qorin bagian dari setan yang mengajak kepada keburukan.
Kalau ada orang yang bisa melihat mahluk ghaib / melihat jin?
Manusia bisa melihat jin ketika menjelma mahluk tertentu. Abu huroiroh menangkap jin yang menjelma dalam bentuk manusia yang akan mencuri di Baitul mal yang beliau jaga.
Kalau melihat sesekali saja itu mungkin. Tapi kalau kalau melihat seperti manusia selalu melihat dimana-mana itu tidak mungkin. Matanya ditempeli jin sehingga bisa melihat jin yang lain.
Da’wah tauhid perlu sekali.
2. Apakah betul ada Orang bisa berdialog dengan arwah/roh orang yang sudah mati?
Itu tidak benar, itu khurafat. Mungkin jin yang berpura sebagai roh mayit yang dikuburan tsb.
Mungkin orang yang hidup bermimpi dengan ruh orang yang sudah wafat dan berdialog, tapi hanya sesekali.
Lanjut ayat 13 …
Link YouTube :
QS: 72 : 13 h.572
وَّاَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدٰىٓ اٰمَنَّا بِهٖ ۗ فَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِرَبِّهٖ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَّلَا رَهَقًا ۖ
wa an~naa lam~maa sami′nal-Hudaaaaa aaman~naa biH‚ fa may yu`mim~ birobbiHii fa laa yakḣoofu bakḣsaw wa laa roHaqoo
Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa.
QS: 72 : 14 h.573
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ ۗ فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰۤىِٕكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
wa an~naa min~nal-muslimuuna wa min~nal-qoosiṭhuun‚ fa man aslama fa ulaaaaa-ika taḥarrou rošyadaa
Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus.
QS: 72 : 15 h.573
وَاَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا ۙ
wa am~mal-qoosiṭhuuna fa kaanuu lijaHan~nama ḥaṭhobaa
Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahanam.”
QS: 72 : 16 h.573
وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًا ۙ
wa al lawistaqoomuu ′alaṭh-ṭhoriiqoti la-asqoinaaHum~ maaaaa-an ghodaqoo
Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
QS: 72 : 17 h.573
لِّنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗ وَمَنْ يُّعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهٖ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا ۙ
linaftinaHum fiiH‚ wa may yu′riḍh ′an^ dżikri robbiHii yasluk-Hu ′adżaaban^ ṣho′adaa
Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.
QS: 72 : 18 h.573
وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًا ۖ
wa an~nal-masaajida lillaaHi fa laa tad•′uu ma′allooHi aḥadaa
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.
QS: 72 : 19 h.573
وَّاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا ۗ
wa an~naHuu lam~maa qooma ′ab•dullooHi yad•′uuHu kaaduu yakuunuuna ′alaiHi libadaa
Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya.
QS: 72 : 20 h.573
قُلْ اِنَّمَآ اَدْعُوْا رَبِّيْ وَلَآ اُشْرِكُ بِهٖٓ اَحَدًا
qul in~namaaaaa ad•′uu robbii wa laaaaa ušyriku biHiiiii aḥadaa
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
QS: 72 : 21 h.573
قُلْ اِنِّيْ لَآ اَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَّلَا رَشَدًا
qul in~nii laaaaa amliku lakum ḍhorrow wa laa rošyadaa
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu.”
QS: 72 : 22 h.573
قُلْ اِنِّيْ لَنْ يُّجِيْرَنِيْ مِنَ اللّٰهِ اَحَدٌ ە ۙ وَّلَنْ اَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًا ۙ
qul in~nii lay yujiironii minallooHi aḥaduw wa lan ajida min^ duuniHii multaḥadaa
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya.
QS: 72 : 23 h.573
اِلَّا بَلٰغًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِسٰلٰتِهٖ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَاِنَّ لَهٗ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗ
illaa balaaghom~ minallooHi wa risaalaatiH‚ wa may ya′ṣhillaaHa wa rosuulaHuu fa in~na laHuu naaro jaHan~nama kḣoolidiina fiiHaaaaa abadaa
(Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia akan mendapat (azab) neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”
QS: 72 : 24 h.573
حَتّٰىٓ اِذَا رَاَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ اَضْعَفُ نَاصِرًا وَّاَقَلُّ عَدَدًا ۗ
ḥattaaaaa idżaa ro-au maa yuu′aduuna fa saya′lamuuna man aḍh′afu naaṣhirow wa aqollu ′adadaa
Sehingga apabila mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya.
QS: 72 : 25 h.573
قُلْ اِنْ اَدْرِيْٓ اَقَرِيْبٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ اَمْ يَجْعَلُ لَهٗ رَبِّيْٓ اَمَدًا
qul in ad•riiiii a qoriibum~ maa tuu′aduuna am yaj•′alu laHuu robbiiiii amadaa
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih lama.”
QS: 72 : 26 h.573
عٰلِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلٰى غَيْبِهٖٓ اَحَدًا ۙ
aalimul-ghoibi fa laa yuẓh-Hiru ′alaa ghoibiHiiiii aḥadaa
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu.
QS: 72 : 27 h.573
اِلَّا مَنِ ارْتَضٰى مِنْ رَّسُوْلٍ فَاِنَّهٗ يَسْلُكُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ رَصَدًا ۙ
illaa manirtaḍhoo mir rosuulin^ fa in~naHuu yasluku mim~ baini yadaiHi wa min kḣolfiHii roṣhodaa
Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.
QS: 72 : 28 h.573
لِّيَعْلَمَ اَنْ قَدْ اَبْلَغُوْا رِسٰلٰتِ رَبِّهِمْ وَاَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَاَحْصٰى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا
liya′lama anḡ~ qod ab•laghuu risaalaati robbiHim wa aḥaaṭho bimaa ladaiHim wa aḥṣhoo kulla šyai-in ′adadaa
Agar Dia mengetahui bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
.
.
.