*_Yuk, Hadiri Kajian Shubuh bersama para Ustadz.._*✨

*Masjid Baitul Haq – Puri Gading*

🗓️ *Sabtu, 22 Juni 2024 / 15 Dzulhijjah 1445 H*

🎯 *Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al Jinn*

🎙️ *Pembicara : Ust. Muhammadun, Lc., MA.*

======= =======

🗓️ *Ahad, 23 Juni 2024 / 16 Dzulhijjah 1445 H*

🎯 *Kajian Tsaqofah Islamiyah : Mencari Waktu yang Paling Mustajab*

🎙️ *Pembicara : Ust. Dr. Abdul Hamid, MA.*

=======

🕔 *Ba’da Shubuh Pkl. 05.00 WIB – Selesai*

📌 *Masjid Baitul Haq – Puri Gading*

📱 *Gabung Live Streaming :*

YouTube :
bit.ly/YouTube_MasjidBaitulHaq

*Social Media*
Facebook :
bit.ly/Facebook_MasjidBaitulHaq

Instagram :
bit.ly/Instagram_MasjidBaitulHaq

*Contact us*
Email :
hu***@ma***********************.com

WhatsApp Center :
+62852-1327-4473

*Website*

Home

______________________________
*DKM Baitul Haq, Puri Gading*
_Jl. Puri Gading Raya, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat – Indonesia_

Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al Jinn*

🎙️ *Pembicara : Ust. Muhammadun, Lc., MA.*

Kobla subuh, mendapatkan dunia dan seisinya.

Sholat subuh : dijamin oleh Alloh, mendapat pahala surga

Lanjut Dzikir, sholat syuruq : pahala haji dan umroh.

Surat Al Jinn, makiyah, turun sebelum hijrah. Penguatan keimanan. Belum banyak syariat2. Konsen pada penguatan Aqidah.

Dinamakan surat Al Jinn karena di dalamnya ada kata Al Jinn. Pada ayat 1. Kandungannya secara umum berbicara tentang Jinn, perilakunya, sifat2nya. Jin mahluk ghaib dari pengetahuan dan penglihatan manusia.

.QS Al Jinn : 72 : 1 h.572
قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًا ۙ
qul uuḥiya ilayya an~naHustama′a nafarum~ minal-jin~ni fa qooluuuuu in~naa sami′naa qur`aanan ′ajabaa
Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an),

@ Asbabun Nuzul : ada beberapa riwayat berbeda. Rosul Saw, ketika di Mekah di tolak maka mencari basis baru yaitu ke Thoif, ke arah timur Mekah, ternyata apa yang diharapkan tidak terwujud bahkan diusir, dilempari batu, lalu kembali ke Mekah, ketika sampai di Mina (surat ini turun setelah surat Isro/Isro mi’raj) lalu sholat fajar/subuh. Di sinilah ada jin yang mendengarkan ayat Allah dan beriman.

Yang perlu difahami :

Jin itu ada. (Orang kafir pun percaya jin itu ada, tapi pemahamannya salah. Allah nikah dengan jin dan punya anak yang bernama malaikat, sebagian lagi yakin jin tidak ada karena tidak bisa dilihat).

Orang kesurupan, lalu dirukyah, lalu pergi, ini bukti bahwa mereka ada. Mereka bisa melihat kita tapi kita tidak bisa melihat mereka.

Rosul sendiri tidak tahu kalau jin mendengarkan bacaan Qur’an beliau. Baru tahu setelah diberi tahu lewat ayat ini.

Sami’a : mendengar tapi tidak bertujuan mendengarkan.

Istama’a : mendengarkan bertujuan ingin mendengarkan.

Nafar : bilangan antara 3-10, tidak disebutkan jumlahnya berapa karena tidak penting, bukan substansi pembicaraan. Yang penting ketika jin mendengarkan dan lalu beriman kepada Allah.

Isi Qur’an sangat mengagumkan, sangat indah, baik susunan kata maupun kandungan isinya.

QS: 72 : 2 h.572
يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖ ۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًا ۖ
yaHdiiiii ilar-rušydi fa aaman~naa biH‚ wa lan nušyrika birobbinaaaaa aḥadaa
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami,

@Saat ayat ini turun ketika penduduk Mekah menolak, lalu ke Thoif dan di tolak, maka Allah menunjukkan bahwa akan selalu ada  mahluk yang akan  menerima Al Qur’an.

Seandainya ada yang menolak Islam maka Allah akan menghadirkan orang lain yang akan menerima kebenaran Islam.

Islam akan selalu terus berkembang. Masalahnya apakah kita yang akan membesarkan Islam atau bukan. Akan rugi kalau dulu menjadi aktivis masjid lalu sekarang tidak menjadi aktifis lagi.

Allah menghibur rosul Saw bahwa kalaupun manusia tidak menerima, Allah menghadirkan mahluk lain yang beriman yaitu jin.

Jin begitu mendengar Al Qur’an langsung cepat beriman. Mereka tidak menyekutukan Allah. Langsung totalitas beriman dan meninggalkan kemusyrikan.

Jin itu dituntut oleh Allah untuk beriman, beribadah seperti manusia. Nabi dari kalangan manusia diutus oleh Allah untuk kalangan manusia dan jin. Tidak ada nabi dari kalangan jin.

QS: 51 h.523
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
wa maa kḣolaq•tul-jin~na wal-in^sa illaa liya′buduuuun
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

QS: 72 : 3 h.572
وَّاَنَّهٗ تَعٰلٰى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَّلَا وَلَدًا ۖ
wa an~naHuu ta′aalaa jaddu robbinaa mattakḣodża ṣhooḥibataw wa laa waladaa
dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak.”

@Setelah jin beriman kepada Alquran, lalu meninggalkan kemusyrikan. Dan mentauhidkan Allah, dengan tauhid rububiyah.  Jin langsung menyatakan seperti ini, karena orang kafir dan jin yang belum beriman, berkeyakinan Allah menikah dengan jin dan memiliki anak yakni malaikat. Lalu setelah mendengar Alquran berbalik keyakinannya dengan mengatakan : dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak.”

QS: 72 : 4 h.572
وَّاَنَّهٗ كَانَ يَقُوْلُ سَفِيْهُنَا عَلَى اللّٰهِ شَطَطًا ۖ
wa an~naHuu kaana yaquulu safiiHunaa ′alallooHi šyaṭhoṭhoo
Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,

@ safihuna: teman2 jin yang bodoh (bukan IQ yang rendah tapi tidak mendapatkan petunjuk dari Allah)

Ulama tidak dikaitkan dengan IQ tapi dengan rasa takutnya kepada Allah.

Kematangan berfikir/ kedewasaan seseorang itu sejauhmana konsistensi keberagamaannya. Orang dewasa yang tidak beriman seperti anak2, bangun tidur belum mandi tapi mainannya, burungnya sudah dimandikannya.

Usamah bin Zaid usia belasan tahun diangkat komandan perang oleh rosul. Inilah orang kalau konsistensi keislamannya sudah baik maka memiliki sifat kedewasaan sehingga dipilih oleh rosul sebagai komandan perang.

Sathotho : berlebihan dalam kedustaan.

QS: 72 : 5 h.572
وَّاَنَّا ظَنَنَّآ اَنْ لَّنْ تَقُوْلَ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا ۙ
wa an~naa ẓhonan~naaaaa al lan^ taquulal-in^su wal-jin~nu ′alallooHi kadżibaa
dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah,

QS: 72 : 6 h.572
وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا ۖ
wa an~naHuu kaana rijaalum~ minal-in^si ya′uudżuuna birijaalim~ minal-jin~ni fa zaaduuHum roHaqoo
dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.

QS: 72 : 7 h.572
وَّاَنَّهُمْ ظَنُّوْا كَمَا ظَنَنْتُمْ اَنْ لَّنْ يَّبْعَثَ اللّٰهُ اَحَدًا ۖ
wa an~naHum ẓhon~nuu kamaa ẓhonan^tum al lay yab•′atṡallooHu aḥadaa
Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musyrik Mekah) yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada hari Kiamat).

@ zhon : sangkaan

Pertanyaan : apakah tuntunan untuk Jinn juga Alquran dan hadits?

Rosul diutus untuk manusia dan jin. Jin bisa melihat manusia tapianusia tidak melihat jin. Allah memerintah jin untuk hadir di majelis rosululloh. Jadi mereka sama dengan manusia petunjuknya Alquran dan hadis. Diantara mereka ada ulama yang menyampaikan kepada sesama jin. Tapi tidak ada nabi dari kalangan jin.

QS Al ahqof : ada sekelompok jin yang mendengarkan bacaan Alquran, lalu kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan kepada kaumnya.

QS Al ahqof : 46 : 29 h.506
وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْا ۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ
wa idż ṣhorofnaaaaa ilaika nafarom~ minal-jin~ni yastami′uunal-qur`aan‚ fa lam~maa ḥaḍhoruuHu qooluuuuu an^ṣhituu‚ fa lam~maa quḍhiya wallau ilaa qoumiHim~ mun^dżiriiiin
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.

QS Al ahqof : 46 :30 h.506
قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ
qooluu yaa qoumanaaaaa in~naa sami′naa kitaaban un^zila mim~ ba′di muusaa muṣhoddiqol limaa baina yadaiHi yaHdiiiii ilal-ḥaqqi wa ilaa ṭhoriiqim~ mustaqiiiim
Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

QS Al ahqof : 46 : 31 h.506
يٰقَوْمَنَآ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
yaa qoumanaaaaa ajiibuu daa′iyallooHi wa aaminuu biHii yaghfir lakum~ min^ dżunuubikum wa yujirkum~ min ′adżaabin aliiiim
Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.

QS Al ahqof : 46 : 32 h.506
وَمَنْ لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
wa mal laa yujib daa′iyallooHi fa laisa bimu′jizin^ fil-arḍhi wa laisa laHuu min^ duuniHiiiii auliyaaaaa`‚ ulaaaaa-ika fii ḍholaalim~ mubiiiin
Dan barang siapa tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah (Muhammad) maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari siksa Allah di bumi padahal tidak ada pelindung baginya selain Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”

Link YouTube :

Link Instagram :

https://www.instagram.com/masjidbaitulhaqpurigading/live/18076115305497516?igsh=N2xyaXc0eHo0b2xy

QS: 72  : 8 h.572
وَّاَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاۤءَ فَوَجَدْنٰهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَّشُهُبًا ۖ
wa an~naa lamasnas-samaaaaa-a fa wajad•naaHaa muli-at ḥarosan^ šyadiidaw wa šyuHubaa
Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

QS: 72 : 9 h.572
وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ ۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًا ۖ
wa an~naa kun~naa naq•′udu min-Haa maqoo′ida lis-sam′‚ fa may yastami′il-aana yajid laHuu šyiHaabar roṣhodaa
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya).

QS: 72 : 10 h.572
وَّاَنَّا لَا نَدْرِيْٓ اَشَرٌّ اُرِيْدَ بِمَنْ فِى الْاَرْضِ اَمْ اَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا ۙ
wa an~naa laa nad•riiiii ašyarrun uriida biman^ fil-arḍhi am arooda biHim robbuHum rošyadaa
Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan baginya.

QS: 72 : 11 h.572
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَ ۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًا ۙ
wa an~naa min~naṣh-ṣhooliḥuuna wa min~naa duuna dżaalik‚ kun~naa ṭhorooooo-iqo qidadaa
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

QS: 72 : 12 h.572
وَّاَنَّا ظَنَنَّآ اَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللّٰهَ فِى الْاَرْضِ وَلَنْ نُّعْجِزَهٗ هَرَبًا ۖ
wa an~naa ẓhonan~naaaaa al lan nu′jizallooHa fil-arḍhi wa lan nu′jizaHuu Harobaa
Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya.

QS: 72 : 13 h.572
وَّاَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدٰىٓ اٰمَنَّا بِهٖ ۗ فَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِرَبِّهٖ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَّلَا رَهَقًا ۖ
wa an~naa lam~maa sami′nal-Hudaaaaa aaman~naa biH‚ fa may yu`mim~ birobbiHii fa laa yakḣoofu bakḣsaw wa laa roHaqoo
Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa.

QS: 72 : 14 h.573
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ ۗ فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰۤىِٕكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
wa an~naa min~nal-muslimuuna wa min~nal-qoosiṭhuun‚ fa man aslama fa ulaaaaa-ika taḥarrou rošyadaa
Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus.

QS: 72 : 15 h.573
وَاَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا ۙ
wa am~mal-qoosiṭhuuna fa kaanuu lijaHan~nama ḥaṭhobaa
Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahanam.”

 

.

. .

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *