Sejarah Masjid

 Pertama kali dibangun tahun 1998 atas swadaya masyarakat

Bismillahirrahmaanirrahiim. Masjid Baitul Haq memiliki peran sangat vital dan strategis dalam perkembangan dakwah Islam dan sosial di lingkungan perumahan Puri Gading. Masjid yang sangat dicintai oleh jamaahnya ini pertama kali dibangun tahun 1998 atas swadaya masyarakat, dan diresmikan oleh Wali kota Bekasi Bapak Achmad Jurfaih pada tahun 2004.

Pendirian masjid Baitul Haq, tentunya tidak mudah dan perlu perjuangan yang panjang yang melibatkan banyak komponen masyarakat di Puri Gading maupun dari luar Puri Gading. Tidak kurang dari 20 tahun harus ditempuh hingga legalitasnya baru diperoleh di tahun 2019 dengan keluarnya surat penetapan sebagai fasilitas umum dari pemerintah Kota Bekasi yang ditandatangi oleh Bapak Rachmat Effendi, selaku Wali Kota.

Secara umum, keberadaan masjid Baitul Haq digambarkan melalui perodisasi berikut:​

1994 - 1996

Penggagas,

ini terjadi di awal kehadiran warga penghuni komplek perumahan Puri Gading sekitar tahun 1994~1996 yang sangat membutuhkan fasilitas ibadah sholat Jum’at dan Tarawih di bulan Ramadhan karena fasilitas masjid yang tergambar di brosur pemasaran perumahan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, sehingga diambil langkah awal membentuk Yayasan Muslim Puri Gading dengan kerja pertama pengajuan ijin untuk melaksanakan sholat Tarawih di lokasi sport center.

Tercatat beberapa nama warga yang terlibat dalam periode ini, yaitu dari Blok A (Kintamani): Bapak Sudirman, Khairul, Yusup Purwanto, Wahyu, Ayah (nama panggilan), Winardi (putra Ayah), Susilo. Blok B (Tampak Siring): Bapak Musono, Handi Yuzar, Ashari, Wisnu, Afrizon, Adam, Alam, Sugeng, termasuk Imam pertama yang memimpin sholat tarawih yaitu Ustadz Rosyadi (Rawa Bogo). Diluar nama tersebut tentunya masih terdapat nama-nama warga yang aktif sebagai jamaah di sport center yang juga punya andil yang berharga sebagai cikal bakal keberadaan tempat peribadatan umat Muslim di Puri Gading, namun tidak dapat disebutkan satu persatu dalam tulisan sejarah ini tanpa mengurangi sedikitpun arti penting dari peran mereka.

1997-1998

Pendirian,

Tahun 1997~1998 melalui Yayasan Muslim Puri Gading yang diketuai oleh Bapak Musono dimulailah perjuangan untuk mendapatkan lahan yang layak untuk masjid di komplek perumahan yang cukup besar seperti Puri Gading. Lokasi yang diberikan oleh pengembang saat itu terletak di sebelah selatan masjid (saat ini Blok K-Baitul Ilmi) yang menurut penilaian team penggagas dan pendiri kurang strategis dan lahannya sangat sempit, hingga akhirnya dimintalah lokasi tanah kosong yang cukup luas yang berbatasan dengan Blok F (Villa Carita). Penolakan dari pengembang atas permintaan ini menghadrikan rasa emosional dari team penggagas dan pendiri ditambah dengan kelompok warga lain yang terlibat. Proses negosiasi panjang, lama dan buntu serta harus berhadapan dengan aparat secara fisik hingga akhirnya dengan terpaksa pihak pengembang memberikan lahan tersebut, tetapi tidak seluas lokasi saat ini. Pandangan team penggagas dan pendiri bahwa kebutuhan lahan harus keseluruhan area, dan secara sepihak patok tanda lahan tertancap di lokasi masjid saat ini, dan tanpa banyak menunggu waktu peletakan batu pertama pembangungan dimulai di awal tahun 1998. Pendirian masjid baitul Haq, pada akhirnya menjadi inspirasi blok lainnya untuk mendapatkan lahan tempat ibadah di lingkungan masing-masing.

Pada periode ini, selain team penggagas terlibat juga beberapa warga lainnya untuk memperkuat dukungan moril dan materil seperti Bapak H Anwar, Boy Firman, Heri Andaf, dan Sumardi.

1999-2004

Pengaktifan,

Setelah menunggu 1 tahun, maka di tahun 1999~2004 dengan menggunakan bangunan yang belum utuh diputuskan untuk mulai menggunakan masjid sebagai tempat sholat 5 waktu, sholat Jum’at, sholat Ied serta beberapa kegiatan lain diluar ibadah rutin mulai diaktifkan pada periode ini sepertai KASAD (Kajian Sabtu Ahad), BAKSOS, Sunatan massal, pengobatan gratis, DLL, terpilih juga ketua DKM pertama Bapak Heri Andaf, dan pamungkasnya DKM mengundang Bapak wali kota untuk melakukan peresmian masjid Baitul Haq pada tahun 2004. Peresmian ini masih menjadi bagian dari upaya perlawanan untuk mendapatkan hak penggunaan lahan masjid (legalitas) yang tidak kunjung diberikan oleh pihak pengembang, ditambah dengan aksi demonstrasi (didukung oleh FS3G/Forum silaturahmi sholat subuh gabungan) membuka akses jalan utama masjid di sebelah barat

2005-2014

Pemakmuran,

Tahun 2005~2014 adalah masa dimana keberadaan dan fungsi masjid sudah mulai terlihat perkembanganya karena perluasan program kerja antar DKM satu ke DKM berikutnya mampu menghadirkan grafik tingkat kehadiran jamaah yang bertambah dari waktu ke waktu. Pada masa ini tepatnya 2009, proses untuk memperoleh legalitas masjid terus dilanjutkan dengan korespondensi ke jajaran terkait, pemerintah mulai tingkat lurah, camat, kota, forum komunikasi antar umat beragama, diperkuat juga dengan dukungan tanda tangan dari sebanyak 700 orang warga Puri Gading. Bagai bertepuk sebelah tangan, proses legalitas pun masih jauh dari kenyataan walaupun hal ini tidak mempengaruhi sedikitpun upaya DKM untuk memajukan dakwah di lingkungan Puri Gading dan sekitarnya dengan menghadirkan berbagai kegiatan dengan target peningkatan pemakmur masjid.

Tahun 2010

Vakum,

Terjadi di periode pemakmuran, tepatnya di tahun 2010. Penting untuk menyampaikan periode ini karena menjadi titik awal dimulainya organisasi menggunakan sistim dewan syuro, yang dipicu oleh adanya kekisruhan dalam proses pemilihan ketua DKM. Dengan sistim syuro, ketua DKM selanjutnya menjalankan amanat berdasarkan penunjukkan. Berikut perjalanan ketua DKM, dengan sistim pemilihan dan dengan sistim dewan syuro:

2015 - Now

Modernisasi,

2015~sekarang adalah masa dimana kenyamanan beribadah di masjid begitu semakin terasa baik karena satu kerikil tajam yang selama ini menjadi pekerjaan rumah DKM terselesaikan, yaitu legalitas masjid. Alhamdulillah. Selain itu, inovasi dan kreatifitas pengurus DKM dalam meningkatkan jumlah dan kualitas pemakmur masjid dengan sentuhan modernisasi dan professionalisme pengelolaan masjid diletakan dengan baik sebagai pondasi penting di masa mendatang. Plus, prestasi monumental dengan perluasan daya tampung masjid dibarengi dengan keindahan bangunan masjid yang strukturnya sudah kekinian.

Itulah secara ringkas bagaimana masjid Baitul Haq berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dengan mengetahuinya diharapkan tumbuh kecintaan jamaah terhadap tempat ibadahnya yang agung tersebut, semakin memakmurkannya dan ikut terlibat dalam perjuangan dakwah dalam rangka menegakkan Islam, agama Allah di lingkungan Puri Gading dan sekitarnya. Tak lupa kita semua mendoakan semua yang terlibat menggagas berdirinya masjid Baitul Haq hingga yang peduli dengan perkembangannya dengan balasan pahala yang tak putus dari Allah SWT.

Hormat Kami,

  • DKM Masjid Baitul Haq
  • Dewan Syuro Masjid Baitul Haq