*_Yuk, Hadiri Kajian Sabtu-Ahad (KASAD) bersama para Ustadz.._*✨
*Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
🗓️ *Sabtu, 27 Januari 2024 / 15 Rajab 1445 H*
🎯 *Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al-Haqqoh (bag. 3)*
🎙️ *Pembicara : Ust. Muhammadun Abdul Hamid, Lc., MA.*
======= =======
🗓️ *Ahad, 28 Januari 2024 / 16 Rajab 1445 H*
🎯 *Kajian Tsaqofah Islamiyah : Hikmah Dibalik Ujian*
🎙️ *Pembicara : Ust. Dr. Achmad Annuri, MA.*
=======
🕔 *Ba’da Shubuh Pkl. 04.45 WIB – Selesai*
📌 *Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
📱 *Gabung Live Streaming :*
YouTube :
bit.ly/YouTube_MasjidBaitulHaq
*Social Media*
Facebook :
bit.ly/Facebook_MasjidBaitulHaq
Instagram :
bit.ly/Instagram_MasjidBaitulHaq
*Contact us*
Email :
hu***@ma***********************.com
WhatsApp Center :
+62852-1327-4473
*Website*
_____________________
*DKM Baitul Haq, Puri Gading*
_Jl. Puri Gading Raya, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat – Indonesia_
Link bagian I : Sampai Ayat 24
Link bagian II : sampai ayat 36
Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al-Haqqoh (bag. 3) mulai ayat 37
Siapa yg sholat di dua waktu dingin maka Allah akan menjaminnya masuk ke dalam surganya. Dua waktu tsb adalah subuh dan asar.
Kita membahas : Dua golongan manusia di alam akhirat. Berkaitan dengan masalah2 gaib. Hanya allah saja yang mengetahui sesuatu yang gaib.
Golongan 1. Ashabu Al Yamin.
Golongan 2. Ashabu syimal. Yang menerima kitab catatan amalnya dg tangan kirinya.
QS: 69 : 25 h.567
وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِشِمَالِهٖ ە ۙ فَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُوْتَ كِتٰبِيَهْ ۚ
wa am~maa man uutiya kitaabaHuu bišyimaaliHii fa yaquulu yaa laitanii lam uuta kitaabiyaH
Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.
Di akhirat semua terbuka, tak ada yang tertutupi.
Berkaitan dg amal supaya ditutupi aib kita di akhirat maka rosul mengajarkan doa.
Ayat ini supaya kita menyiapkan diri supaya tidak menyesal kelak di akhirat.
QS: 69 : 26 h.567
وَلَمْ اَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ ۚ
wa lam ad•ri maa ḥisaabiyaH
Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku.
QS: 69 : 27 h.567
يٰلَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ ۚ
yaa laitaHaa kaanatil-qooḍhiyaH
Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.
QS: 69 : 28 h.567
مَآ اَغْنٰى عَنِّيْ مَالِيَهْ ۚ
maaaaa aghnaa ′an~nii maaliyaH
Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku.
Dulu di dunia bisa menikmati harta dan kekuasaan maka di akhiratpun bisa dinikmati, ternyata tidak demikian. Hartanya tidak bermanfaat, penyesalan datang di sini.
QS: 69 : 29 h.567
هَلَكَ عَنِّيْ سُلْطٰنِيَهْ ۚ
Halaka ′an~nii sulṭhooniyaH
Kekuasaanku telah hilang dariku.”
Bahkan kekuasaan pun tidak bermanfaat.
Harta dan kekuasaan disebut secara khusus,
Pikiran kita : Orang ketika sudah kaya, tidak akan mencari kekuasaan. Tapi kenapa justru mengejarnya? Ternyata kekuasaan itu adalah nafsu tersendiri disamping harta.
Itu akan menjadi saksi sendiri kelak di Yaumil hisab. Harta ditanya darimana diperoleh dan kemana dibelanjakan? Amal buruk yang diperiksa pertamakali yang berkaitan dengan urusan orang lain.
QS: 69 : 30 h.567
خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُ ۙ
kḣudżuuHu fa ghulluuuuH
(Allah berfirman), “Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.”
Orang yang menerima catatan dari tangan kirinya maka tidak akan bisa lari dari pengadilan Allah. Ini menunjukan betapa hinanya orang yg di dunia membangga-banggakan harta dan kekuasaan.
QS: 69 : 31 h.567
ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْهُ ۙ
tṡum~mal-jaḥiima ṣholluuuuH
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
Setelah masuk ke dalam neraka tidak akan menerima kesempatan untuk keluar lagi.
QS: 69 : 32 h.567
ثُمَّ فِيْ سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوْهُ ۗ
tṡum~ma fii silsilatin^ dżar′uHaa sab•′uuna dżiroo′an^ faslukuuuuH
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Objek pembicaraan pada rantai bukan pada orangnya. Panjangnya 70 hasta, ini ihanah artinya menghinakan derajatnya. Padahal disebut rantai saja tanpa disebut 70 hasta sudah tidak akan bisa lari.
Bahasan kita hari ini :
QS: 69 :33 h.567
اِنَّهٗ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ الْعَظِيْمِ ۙ
in~naHuu kaana laa yu`minu billaaHil-′aẓhiiiim
Sesungguhnya dialah orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar.
“Kana” menunjukan jaman dulu waktu hidup di dunia.
Keimanan merupakan persimpangan jalan kehidupan umat manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Di dunia kita bertemu dengan orang musyrik, kafir. Tapi di akhirat tidak.
Yang menyebabkan manusia menyimpang dari jalan yang benar karena ketika hidup di dunia mengagungkan selain Allah SWT. (Harta, kekuasaan, dll)
Ketika sholat kita takbir Allahu Akbar tidak dengan sifat Allah yang lain untuk mengingatkan bahwa hanya Allah saja yang maha besar.
QS: 69 : 34 h.567
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ ۗ
wa laa yaḥuḍhḍhu ′alaa ṭho′aamil-miskiiiin
Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
Urusan besar tentang mengurus orang miskin. Bisa menyebabkan orang menerima catatan amal di tangan kiri. Iman tidak dipisahkan dengan urusan2 sosial. Iman sesuatu yang berbuah, tidak kering. Semakin kuat iman seseorang maka selain urusan dirinya maka semakin kuat urusan dengan masalah sosial.
Orang yang tak perduli dg urusan sosial ada kesalahan dalam keimanannya.
QS: 69 : 35 h.568
فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هٰهُنَا حَمِيْمٌ ۙ
fa laisa laHul-yauma HaaHunaa ḥamiiiim
Maka pada hari ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya.
Hamiym sahabat.
QS: 69 :36 h.568
وَّلَا طَعَامٌ اِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍ ۙ
wa laa ṭho′aamun illaa min ghisliiiin
Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
QS: 69 : 37 h.568
لَّا يَأْكُلُهٗٓ اِلَّا الْخَاطِـُٔوْنَ
laa ya`kuluHuuuuu illal-kḣooṭhi`uuuun
Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
QS: 69 : 38 h.568
فَلَآ اُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُوْنَ ۙ
fa laaaaa uq•simu bimaa tub•ṣhiruuuun
Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat,
Allah bersumpah dengan yang kita lihat dan dengan yang tidak kita lihat.
QS: 69 : 39 h.568
وَمَا لَا تُبْصِرُوْنَ ۙ
wa maa laa tub•ṣhiruuuun
dan demi apa yang tidak kamu lihat.
QS: 69 : 40 h.568
اِنَّهٗ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍ ۙ
in~naHuu laqoulu rosuulinḡ~ kariiiim
Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) itu benar-benar wahyu (yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
Al Qur’an ini bukan ucapan rosul
QS: 69 : 41 h.568
وَّمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۗ قَلِيْلًا مَّا تُؤْمِنُوْنَ ۙ
wa maa Huwa biqouli šyaa′ir‚ qoliilam~ maa tu`minuuuun
dan ia (Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
Abdullah bin mughiroh ahli syair, memberikan julukan penyair untuk rosululloh. Dg ayat ini sebagai penolakan kepada orang yang menyebut Alquran sebagai syair.
QS: 69 : 42 h.568
وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ ۗ
wa laa biqouli kaaHin‚ qoliilam~ maa tadżakkaruuuun
Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya.
QS: 69 : 43 h.568
تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ
tan^ziilum~ mir robbil-′aalamiiiin
Ia (Al-Qur’an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam.
QS: 69 : 44 h.568
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْاَقَاوِيْلِ ۙ
walau taqowwala ′alainaa ba′ḍhol-aqoowiiiil
Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
QS: 69 : 45 h.568
لَاَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِ ۙ
la-akḣodżnaa min-Hu bil-yamiiiin
pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya.
QS: 69 : 46 h.568
ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَ ۖ
tṡum~ma laqoṭho′naa min-Hul-watiiiin
Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.
QS: 69 : 47 h.568
فَمَا مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِيْنَ ۙ
fa maa minḡ~kum~ min aḥadin ′an-Hu ḥaajiziiiin
Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya).
QS: 69 : 48 h.568
وَاِنَّهٗ لَتَذْكِرَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ
wa in~naHuu latadżkirotul lil-muttaqiiiin
Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
QS 2 Albaqarah : 2
QS: 69 : 49 h.568
وَاِنَّا لَنَعْلَمُ اَنَّ مِنْكُمْ مُّكَذِّبِيْنَ ۗ
wa in~naa lana′lamu an~na minḡ~kum~ mukadżdżibiiiin
Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan.
Bahkan ada orang yang menggunakan Alquran untuk mendapatkan keuntungan keuntungan pribadi.
QS: 69 : 50 h.568
وَاِنَّهٗ لَحَسْرَةٌ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ۚ
wa in~naHuu laḥasrotun ′alal-kaafiriiiin
Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu akan menimbulkan penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
QS: 69 : 51 h.568
وَاِنَّهٗ لَحَقُّ الْيَقِيْنِ
wa in~naHuu laḥaqqul-yaqiiiin
Dan Sungguh, (Al-Qur’an) itu kebenaran yang meyakinkan.
Tidak ada lagi keraguan pada Alquran.
QS: 69 : 52 h.568
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ
fa sabbiḥ bismi robbikal-′aẓhiiiim
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahaagung.
Maka diakhiri dengan bertasbih mensucikan Allah SWT.
Ketika rosul diberi nikmat yang besar, tidak diperintah untuk bersyukur melainkan bertasbih kepada Allah. Sucikan Allah SWT!
Allah tak butuh mahluk, semua mahluk untuk dimanfaatkan oleh kita.
Kehidupan di dunia adalah babak kehidupan setelah alam arwah lalu alam rahim lalu kita akan masuk ke alam berikutnya yaitu alam barzah, terus alam berikutnya yaitu alam akhirat. Sukses di akhirat adalah sukses di alam dunia dengan segala macam ibadah kita.
Link YouTube :
Link Instagram :
https://www.instagram.com/masjidbaitulhaqpurigading/live/18410926492039005