*_Yuk, Hadiri Kajian bersama para Ustadz.._*✨
*Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
🗓️ *Ahad, 10 Maret 2024 / 29 Sya’ban 1445 H*
🎯 *Kajian Aqidah & Manhaj Islam : Keyakinan, Ucapan & Perbuatan Pembatal Keimanan (bag. 3, Kitab Assirajul Wahhaj)*
🎙️ *Pembicara : Ust. Ahmad Taqiyuddin, Lc.*
======= =======
🗓️ *Senin, 11 Maret 2024 / 30 Sya’ban 1445 H*
🎯 *Kajian Tafsir Tematik : Merenungkan Ayat-ayat Tentang Puasa*
🎙️ *Pembicara : Ust. Dr. Atabik Luthfi, MA.*
=======
🕔 *Ba’da Shubuh Pkl. 05.00 WIB – Selesai*
📌 *Masjid Baitul Haq – Puri Gading*
📱 *Gabung Live Streaming :*
YouTube :
bit.ly/YouTube_MasjidBaitulHaq
*Social Media*
Facebook :
bit.ly/Facebook_MasjidBaitulHaq
Instagram :
bit.ly/Instagram_MasjidBaitulHaq
*Contact us*
Email :
hu***@ma***********************.com
WhatsApp Center :
+62852-1327-4473
*Website*
______________________________
*DKM Baitul Haq, Puri Gading*
_Jl. Puri Gading Raya, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat – Indonesia_
Bagaimana memaknai ayat2 Qur’an yang ditafsirkan oleh para mufasir?
Karakteristik ayat puasa, masing2 memiliki karakteristik. Sangat agung, sangat sempurna.
1. Tentang puasa : 2: 183, 184, 185, 187
Hanya ayat puasa yang berurutan.
QS Al Baqarah 2 : 183 h.28
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ
yaaaaa ayyuHalladżiina aamanuu kutiba ′alaikumuṣh-ṣhiyaamu kamaa kutiba ′alalladżiina minḡ~ qob•likum la′allakum tattaquuuun
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Hanya ayat puasa yang diakhiri dengan pengharapan, la’alakum tataqun agar bertaqwa.
Asyiam beda dengan saum.
Dalam ibadah ada 2 dimensi : 1. Sisi teori dan praktek dalam tuntunan fikih. 2 dimensi nilai, hikmah, filosofis.
Allah memilih kata syiam,
Shaum meninggalkan salah satu. Maryam: 26
QS: 19 h.307
فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚ فَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًا ۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ
fa kulii wašyrobii wa qorrii ′ainaa‚ fa im~maa taroyin~na minal-bašyari aḥadan^ fa quuliiiii in~nii nadżartu lir-roḥmaani ṣhouman^ fa lan ukallimal-yauma in^siyyaa
Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”
Shaum hanya meninggalkan salah satu, misal tidak berbicara. Kalau syiam meninggalkan semua yang membatalkan.
Syiam bukan shaum.
Puasa itu dijalankan oleh siapapun. Kalau hanya meninggalkan makan dan minum banyak yg lebih mampu dengan kita.
Kategori puasa ada 3 :
1. Meninggalkan makan dan minum (orang awam)
2. Meninggalkan yang membatalkan
3. Menambah dengan yang Sunnah, shodaqoh.
Taqwa : QS Al Araf :
Lalakum tataqun : taat bertambah, maksiat berkurang. Romadhon ada tarawih, ifthor, shodaqoh, dll. Untuk menambah la’alakum tataqun dan lalakum tasykurun.
Untuk mencapai laalakum tataqun dan la’alakum tasykurun perlu waktu, dan perlu kondusif, perlu proses. Penciptaan bumi dan langit dalam waktu 6 masa (sdh dikoreksi bukan dalam 6 hari). Masa bisa detik menit atau hari.
QS: 2 h.28
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ ۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
ayyaamam~ ma′duudaat‚ fa manḡ~ kaana minḡ~kum~ mariiḍhon au ′alaa safarin^ fa ′iddatum~ min ayyaamin ukḣor‚ wa ′alalladżiina yuṭhiiquunaHuu fid•yatun^ ṭho′aamu miskiin‚ fa man^ taṭhowwa′a kḣoiron^ fa Huwa kḣoirul laH‚ wa an^ taṣhuumuu kḣoirul lakum inḡ~ kun^tum ta′lamuuuun
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Al Baqarah 185.
QS: 2 h.28
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
šyaHru romaḍhoonalladżiiiii un^zila fiiHil-qur`aanu Hudal lin~naasi wa bayyinaatim~ minal-Hudaa wal-furqoon‚ fa man^ šyaHida minḡ~kumušy-šyaHro falyaṣhum-H‚ wa manḡ~ kaana mariiḍhon au ′alaa safarin^ fa ′iddatum~ min ayyaamin ukḣor‚ yuriidullooHu bikumul-yusro wa laa yuriidu bikumul-′usro wa litukmilul-′iddata wa litukabbirullooHa ′alaa maa Hadaakum wa la′allakum tašykuruuuun
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Al abaqarah 186
QS: 2 h.28
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ ۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
wa idżaa sa-alaka ′ibaadii ′an~nii fa in~nii qoriib•‚ ujiibu da′watad-daa′i idżaa da′aani falyastajiibuu lii walyu`minuu bii la′alloHum yaršyuduuuun
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
QS: 2 h.29
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَ ۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
uḥilla lakum lailataṣh-ṣhiyaamir-rofatṡu ilaa nisaaaaa-ikum‚ Hun~na libaasul lakum wa an^tum libaasul laHun~n‚ ′alimallooHu an~nakum kun^tum takḣtaanuuna an^fusakum fa taaba ′alaikum wa ′afaa ′anḡ~kum‚ fal-aana baašyiruuHun~na wab•taghuu maa kataballooHu lakum‚ wa kuluu wašyrobuu ḥattaa yatabayyana lakumul-kḣoiṭhul-ab•yaḍhu minal-kḣoiṭhil-aswadi minal-faj•r‚ tṡum~ma atim~muṣh-ṣhiyaama ilal-laiil‚ wa laa tubaašyiruuHun~na wa an^tum ′aakifuuna fil-masaajid•‚ tilka ḥuduudullooHi fa laa taq•robuuHaa‚ kadżaalika yubayyinullooHu aayaatiHii lin~naasi la′alloHum yattaquuuun
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.
Para ulama mengajarkan di bulan romadhon untuk banyak berdoa. Untuk diri sendiri dan untuk orang lain.
Semakin banyak yang kita berikan maka akan semakin banyak. Kekayaan Allah tidak berkurang karena diberikan kepada makhluknya. Hud : 6
QS: 11 juz 12h.222
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
wa maa min daaaaabbatin^ fil-arḍhi illaa ′alallooHi rizquHaa wa ya′lamu mustaqorroHaa wa mustauda′aHaa‚ kullun^ fii kitaabim~ mubiiiin
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Sakit yang menahun boleh membayar fidyah.
Ibnu Umar : cukup fidyah
Imam syafi’i : qodho dan fidyah.
Untuk fikih ada rukshoh tapi untuk dimensi nilai tidak ada rukshoh. Boleh tidak puasa tapi maksiat (ngerumpi) tidak boleh.
Tidak ada ibadah mahdhoh yang tidak da ayatnya. Sholat, puasa zakat ada ayatnya.
Puncaknya romadhon : itikaf di masjid untuk mendapat Lailatul qodar, 2 : 187. Yang dilarang saat itikaf hanya berhubungan suami istri.
Setiap ibadah ada puncaknya. Zakat puncaknya zakat fitrah. Puncaknya romadhon Lailatul qodar, puncaknya haji wuquf di arofah.
Ada 6 opsi untuk mencapai puncak :
1. Tadarus. Setiap malam Jibril turun tadarus bersama nabi
2. Tarawih dan sholat malam.
3. Zakat fitrah, ditambah infak sodaqoh
4. Ithor Shoim dan makan sahur.
5. Itikaf malam terakhir
6. Menuntut ilmu
Atmosfir romadhon, nyaman, damai.
Segala sesuatu pasti ada puncaknya.
Pertanyaan :
Kalau saat Romadon hanya ibadah pokok saja. Shoum atau syiam?
Ibadah itu yang utama melaksanakan yang wajib. Yang Sunnah untuk menyempurnakan yang wajib. Puasanya sah. Tetapi yang Sunnah untuk menambah pahala. Yang wajib itu berarti shoum kalau ditambah yang sunah maka termasuk syiam.
Kalau masih punya hutang yang Lalu belum dibayar?
Siti Aisyah mengqodho paling akhir di bulan sya’ban. Kalau sakit menahun maka fidyah saja.
Yang tahun lalu fidyah maka yang sekarang di qodho atau bayar fidyah. Pendapat kedua hanya yang tahun ini saja, yang tahun lalu semoga dimaafkan oleh Allah.
Musafir, batasannya seperti apa?
Safar, musafir, bukan perjalanan biasa/ rutin. Musafir tidak bisa memprediksi. Karena perbedaan maka ada yg pakai jarak ada yang pakai keadaan.
Karena rukshoh bersifat individual. Ada sahabat yang puasa dan tidak puasa dalam perjalanan. Rukshoh Boleh diambil boleh tidak.
Link YouTube :
Link Instagram :
https://www.instagram.com/masjidbaitulhaqpurigading/live/18314494165122700?igsh=MXU1azN1cWtxcGRudQ==
Materi PPT :