*_Yuk, Hadiri Kajian Sabtu-Ahad (KASAD) bersama para Ustadz.._*✨

*Masjid Baitul Haq – Puri Gading*

🗓️ *Sabtu, 26 Agustus 2023 / 9 Shofar 1445 H*

🎯 *Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al Qolam (bag.4)*

🎙️ *Pembicara : Ust. Muhammadun Abdul Hamid, Lc., MA.*

======= =======

🗓️ *Ahad, 27 Agustus 2023 / 10 Shofar 1445 H*

🎯 *Kajian Tematik : Bersama Keluarga Masuk Surga*

🎙️ *Pembicara : Ust. Dr. Ahmad Sujai, Lc., MA.*

=======

🕔 *Ba’da Shubuh Pkl. 05.00 WIB – Selesai*

📌 *Masjid Baitul Haq – Puri Gading*

📱 *Gabung Live Streaming :*

YouTube :
bit.ly/YouTube_MasjidBaitulHaq

*Social Media*
Facebook :
bit.ly/Facebook_MasjidBaitulHaq

Instagram :
bit.ly/Instagram_MasjidBaitulHaq

*Contact us*
Email :
hu***@ma***********************.com

WhatsApp Center :
+62852-1327-4473

Telegram Channel :
https://t.me/channel_mbhq

*Website*

Home

______________________________
*DKM Baitul Haq, Puri Gading*
_Jl. Puri Gading Raya, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat – Indonesia_

Kajian Tafsir Al-Qur’an Juz 29 : Surat Al Qolam (bag.4)
QS: 68 : 17 h.565
اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ ۚjeda|tr اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَ ۙterus
in~naa balaunaaHum kamaa balaunaaaaa aṣh-ḥaabal-jan~naH‚ idż aq•samuu layaṣhrimun~naHaa muṣhbiḥiiiin
Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari,
Ayat ini memberikan kepada kita tentang itibar, ujian kepada orang yang ingkar.
Jannah disini berarti kebun, bukan surga di akhirat nanti. Kebun buah-buahan.
Ini perumpamaan. Supaya mengambil pelajaran dari para pemilik kebun yang gagal panen gara-gara kufur kepada nikmat dari Allah.
Saat ada kisah dalam Alquran yang diceritakan dengan detil supaya jadi pelajaran buat manusia sepanjang masa. Akan terjadi berulang sepanjang masa. Alquran kitab hidayah tidak semata2 ilmiah walaupun tetap Alquran itu ilmiah. Tidak disebutkan kebunnya dimana, tahun kapan serta milik siapa. (Ini yg menjadi alasan kaum orientalis menuduh Alquran tidak ilmiah.)

Padahal mereka sudah yakin betul /memastikan bahwa mereka pasti akan panen hasil dari kemampuan mereka menanam, tidak mengatan kata insyaa Allah atau biidznillah. Lalu diuji dg wabah yang datang dari Allah sedang mereka dalam keadaan tidur.
Mereka tidur padahal Allah tidak tidur. Orang dholim biarpun nampak tenang, senang, nyenyak tidurnya, mestinya mereka ingat bahwa Allah tidak tidur yang kapanpun bisa membalas kedholiman orang tsb.

QS: 68 : 18 h.565
وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ
wa laa yastatṡnuuuun
tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan mengucapkan, “Insya Allah”).
QS: 68 : 19 h.565
فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ
fa ṭhoofa ′alaiHaa ṭhooooo-ifum~ mir robbika wa Hum naaaaa-imuuuun
Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur.
QS: 68 : 20 h.565
فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِ ۙterus
fa aṣhbaḥat kaṣh-ṣhoriiiim
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita,
Kebun diumpamakan malam, seperti terbakar, berubah menjadi hitam.

QS: 68 : 21h.565
فَتَنَادَوْا مُصْبِحِيْنَ ۙterus
fa tanaadau muṣhbiḥiiiin
lalu pada pagi hari mereka saling memanggil.

QS: 68 : 22 h.565
اَنِ اغْدُوْا عَلٰى حَرْثِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صَارِمِيْنَ
anighduu ′alaa ḥartṡikum inḡ~ kunḡ~tum ṣhoorimiiiin
”Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.”
QS: 68 : 23 h.565
فَانْطَلَقُوْا وَهُمْ يَتَخَافَتُوْنَ ۙterus
fanḡ~ṭholaquu wa Hum yatakḣoofatuuuun
Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik.
Saking pelitnya, sehingga mereka saling memanggil dengan berbisik diantara mereka. Supaya tidak diketahui oleh kaum miskin.

QS: 68 : 24 h.565
اَنْ لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِّسْكِيْنٌ ۙterus
al laa yad•kḣulan~naHal-yauma ′alaikum~ miskiiiin
”Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu.”
QS: 68 : 25 h.565
وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قَادِرِيْنَ
wa ghodau ′alaa ḥardinḡ~ qoodiriiiin
Dan berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).
QS: 68 : 26 h.565
فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَ ۙterus
fa lam~maa ro-auHaa qooluuuuu in~naa laḍhooooolluuuun
Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sungguh, kita ini benar-benar orang-orang yang sesat,
QS: 68 : 27 h.565
بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ
bal naḥnu maḥruumuuuun
bahkan kita tidak memperoleh apa pun,”
QS: 68 : 28 h.565
قَالَ اَوْسَطُهُمْ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُوْنَ
qoola ausaṭhuHum a lam aqul lakum lau laa tusabbiḥuuuun
berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).”

Diantara mereka ada yg agak bijaksana supaya mensucikan Allah dan tidak mensucikan harta benda. Tapi karena tidak memiliki sikap maka dia juga ikut yang banyak.
QS: 68 : 29 h.565
قَالُوْا سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ
qooluu sub-ḥaana robbinaaaaa in~naa kun~naa ẓhoolimiiiin
Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”

Kita harus sadar bahwa nikmat itu dari Allah bukan semata2 hasil dari kerja kita.

QS: 68 : 30 h.565
فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَلَاوَمُوْنَ
fa aq•bala ba′ḍhuHum ′alaa ba′ḍhiy yatalaawamuuuun
Lalu mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan.
QS: 68 : 31 h.565
قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا طٰغِيْنَ
qooluu yaa wailanaaaaa in~naa kun~naa ṭhooghiiiin
Mereka berkata, “Celaka kita! Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas.
QS: 68 : 32 h.565
عَسٰى رَبُّنَآ اَنْ يُّبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا رَاغِبُوْنَ
asaa robbunaaaaa ay yub•dilanaa kḣoirom~ min-Haaaaa in~naaaaa ilaa robbinaa rooghibuuuun
Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada yang ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.”
QS: 68 : 33 h.565
كَذٰلِكَ الْعَذَابُ ۗjeda وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُ ۘhenti لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
kadżaalikal-′adżaab•‚ wa la′adżaabul-aakḣiroti akbar‚ lau kaanuu ya′lamuuuun
Seperti itulah azab (di dunia). Dan sungguh, azab akhirat lebih besar se-kiranya mereka mengetahui.
Allah memperlihatkan adzab di dunia ini sebelum adzab di akhirat.
QS: 68 : 34 h.565
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ
in~na lil-muttaqiina ′inḡ~da robbiHim jan~naatin na′iiiim
Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
Harta sering sekali menghalangi orang untuk beriman atau kufur. Bagi orang kafir tidak ada bedanya iman dg kufur, ini hanya kehidupan dunia saja, di akhirat sama saja. Lalu dibantah Allah dengan ayat 35.
QS: 68 : 35 h.565
اَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِيْنَ كَالْمُجْرِمِيْنَ ۗjeda
a fa naj•′alul-muslimiina kal-muj•rimiiiin
Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu seperti orang-orang yang berdosa (orang kafir)?
Kita harus yakin bahwa orang kafir akan masuk neraka, akan diadzab oleh Allah.
QS: 68 : 36 h.565
مَا لَكُمْ ۗjeda كَيْفَ تَحْكُمُوْنَ ۚjeda|tr
maa lakum‚ kaifa taḥkumuuuun
Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimana kamu mengambil keputusan?
QS: 68 : 37 h.565
اَمْ لَكُمْ كِتٰبٌ فِيْهِ تَدْرُسُوْنَ ۙterus
am lakum kitaabunḡ~ fiiHi tad•rusuuuun
Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu pelajari?
QS: 68 : 38 h.565
اِنَّ لَكُمْ فِيْهِ لَمَا تَخَيَّرُوْنَ ۚjeda|tr
in~na lakum fiiHi lamaa takḣoyyaruuuun
sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya.
QS: 68 : 39 h.565
اَمْ لَكُمْ اَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۙterus اِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُوْنَ ۚjeda|tr
am lakum aimaanun ′alainaa baalighotun ilaa yaumil-qiyaamati in~na lakum lamaa taḥkumuuuun
Atau apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?

Hidup memang pilihan tetapi kita harus mempertanggungjawabkan pilihan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *